GET BUTTON WHATSAPP CLUB Koran Piala Dunia: Koran Piala Dunia - Jepang Lolos Berkat Aturan Poin Fair Play

Tentang FIFA World Cup 2022

Piala Dunia Qatar 2022 | FIFA World Cup

FIFA World Cup atau Piala Dunia adalah ajang akbar dari cabang olah raga sepak bola yang rutin diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Pada ...

Sunday, July 1, 2018

Koran Piala Dunia - Jepang Lolos Berkat Aturan Poin Fair Play

Peraturan Poin Fair Play Yang Meloloskan Jepang

Fair play cukup melekat dalam diri Jepang. Sebelum Piala Dunia 2018 Jepang sudah dua kali mendapatkan penghargaan fair play dari FIFA. Yang pertama didapatkan Jepang pada Piala Dunia 2002 ketika mereka bersama Korea Selatan dinobatkan sebagai inspirasi atas kerjasama yang baik antara dua Negara tuan rumah dalam menyelenggarakan Piala Dunia, padahal kedua Negara bermusuhan di luar sepakbola. Lalu pada 2011 saat mereka menjadi contoh sebagai negara yang mampu tetap berprestasi, menjuarai Piala Dunia Perempuan, padahal di saat yang sama mereka baru saja mendapatkan bencana gempa yang dahsyat.
 
Koran Piala Dunia - Jepang Lolos Berkat Aturan Poin Fair Play
Kali ini fair play kembali menaungi Jepang. Negeri Matahari tersebut melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2018 dengan poin fair play. Poin fair play tersebut menyelamatkan mereka yang menelan kekalahan di laga terakhir dari Polandia. Di saat yang sama Senegal takluk dari Kolombia. Sejatinya poin yang dimiliki Jepang sama dengan yang diraih Senegal. Pun begitu dengan selisih gol, produktivitas gol dan head-to-head. Di sinilah poin fair play mengunggulkan Jepang.

Poin fair play ditentukan dari jumlah kartu kuning dan kartu merah yang didapatkan sebuah kesebelasan. Yang lebih sedikit diganjar kartu dianggap lebih lebih fair play. Akan tetapi apa yang tersaji pada laga Jepang melawan Polandia menjelang menit akhir membuat keunggulan fair play yang didapatkan Jepang menjadi agak tercoreng di mata sejumlah pihak. FIFA selaku federasi tertinggi sepakbola dunia sudah menggaungkan azas fair play sejak 1987. Slogan My Game is Fair Play pun mulai menggema hampir di semua pertandingan sepakbola di seluruh dunia. Tujuannya agar sepakbola tetap mengedepankan olahraga di atas segala rivalitas atau pertemuan dua kubu yang berusaha saling mengalahkan.

Fair play

ini mencakup di dalam dan di luar lapangan. Dalam FIFA Fair Play Code, fair play sendiri merujuk pada upaya setiap pemain untuk membuat sepakbola lebih baik. Untuk di luar lapangan, FIFA ingin sepakbola tidak merugikan pihak-pihak tertentu dan membasmi hal-hal negatif. Fair play maknanya mulai meluas di luar lapangan lewat aksi-aksi amal yang pada intinya sepakbola bisa membuat dunia menjadi lebih baik.

Tapi dari hasil grup H tersebut, apa yang tersaji pada laga Jepang kontra Polandia membuat makna fair play menjadi pertanyaan. Sekitar 10 menit terakhir jelang pertandingan usai, Jepang dan Polandia sama-sama memainkan permainan negatif. Keduanya sama-sama enggan mencetak gol untuk mempertahankan skor. Karena Jepang diuntungkan atas situasi tersebut, Jepang pun lolos ke babak 16 besar dengan cara yang dianggap tidak mencerminkan fair play itu sendiri. Disinyalir Jepang mulai bermain aman dan tidak berusaha mencetak gol setelah mengetahui di laga lain Senegal tertinggal 0-1 dari Kolombia. Anggapan yang tidak terlalu keliru karena awalnya Jepang bermain spartan dan berupaya keras untuk mencetak gol. Anehnya Polandia pun meladeni permainan tindakan mengulur waktu Jepang dengan tidak mencoba merebut bola.

Tidak bermain untuk menang. Inilah yang melahirkan ironi pada keunggulan poin fair play Jepang. Jepang justru tidak lagi menyerang untuk mempertahankan keadaan dan membuat pertandingan menjadi tidak menarik. Semakin tidak menarik karena Polandia juga tidak berupaya merebut bola untuk mengamankan kemenangan. Akan tetapi apa yang dilakukan Jepang dan Polandia sebenarnya sah-sah saja dilakukan dan tidak melanggar azas fair play.